Friday, June 9, 2023

APOTEKER "GOOD TO GREAT"

Oleh : apt. Ilman Silanas, M.Kes., M.Farm.Klin
Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Anggota HISFARSI PD. IAI Jawa Barat


Apa itu "Good to Great" ?

"Good to Great" adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Jim Collins. Buku ini menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Collins dan timnya selama lima tahun untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan perusahaan yang baik menjadi perusahaan yang luar biasa.

Jim Collins menyusun konsep "Good to Great". Latar belakang penyusunan buku ini terletak pada keinginannya untuk memahami mengapa beberapa perusahaan berhasil mencapai tingkat keunggulan yang luar biasa, sementara yang lain tetap berada di tingkat yang baik namun tidak mencapai keunggulan yang sama.

Collins ingin mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang membedakan perusahaan yang mampu bertransformasi dari "baik" menjadi "hebat" dalam jangka waktu yang lama. Untuk mencapai tujuan ini, ia dan timnya melakukan penelitian selama lima tahun, menganalisis data dari ribuan perusahaan dan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang berhasil mencapai kinerja yang luar biasa dalam jangka waktu yang signifikan.

Selama penelitian ini, Collins mencoba memahami pola-pola umum yang muncul dari perusahaan-perusahaan yang berhasil bertransformasi menjadi perusahaan-perusahaan hebat. Melalui analisis mendalam dan wawancara dengan pemimpin perusahaan, Collins mengidentifikasi prinsip-prinsip dan strategi-strategi kunci yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan ini untuk mencapai keunggulan yang berkelanjutan.

Dengan hasil penelitiannya, Collins kemudian menyusun konsep "Good to Great" yang menjadi panduan bagi perusahaan-perusahaan dan individu untuk mencapai tingkat keunggulan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Dalam buku ini, Collins mengidentifikasi beberapa prinsip utama yang menjadi ciri perusahaan hebat. Berikut adalah ringkasan dari konsep "Good to Great":

1. Level 5 Leadership: Perusahaan yang luar biasa dipimpin oleh pemimpin yang rendah hati, berdedikasi, dan berorientasi pada keberhasilan organisasi daripada kepentingan pribadi.

2. First Who, Then What: Membangun tim yang hebat adalah prioritas utama. Merekrut orang yang tepat dan menempatkannya di posisi yang sesuai sebelum mengembangkan strategi yang tepat.

3. Confront the Brutal Facts: Perusahaan yang luar biasa menghadapi kenyataan yang sulit dengan jujur dan tegas. Mereka berani menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan pasar.

4. The Hedgehog Concept: Perusahaan harus memahami fokus inti mereka dan melakukan kegiatan yang mereka lakukan dengan baik. Mereka membangun keunggulan kompetitif di sekitar keahlian inti mereka.

5. A Culture of Discipline: Budaya perusahaan yang luar biasa didasarkan pada disiplin yang tinggi. Mereka menetapkan aturan yang jelas, menghilangkan distraksi, dan berfokus pada tujuan jangka panjang.

6. Technology Accelerators: Perusahaan yang luar biasa menggunakan teknologi sebagai akselerator untuk mencapai keunggulan. Namun, teknologi bukanlah fokus utama, tetapi alat untuk mendukung strategi bisnis.

7. The Flywheel Effect: Perubahan yang luar biasa terjadi secara bertahap. Seperti roda gila yang berputar, perusahaan membangun momentum melalui tindakan konsisten dan perbaikan terus menerus.

Konsep ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam bisnis mereka. Dengan menggambarkan prinsip-prinsip yang diambil dari penelitian yang mendalam, "Good to Great" menginspirasi untuk mengubah perusahaan mereka menjadi yang luar biasa.
Tantangan Apoteker Kini dan Nanti

Di era kemajuan sistem informasi dan ekspektasi pasien yang lebih tinggi terhadap pelayanan kesehatan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh dunia farmasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Teknologi dan Sistem Informasi: Perkembangan teknologi informasi memungkinkan adanya akses yang lebih mudah dan cepat terhadap informasi kesehatan. Namun, tantangan yang dihadapi adalah memastikan keamanan dan privasi data pasien, mengelola data yang semakin besar dan kompleks, serta mengintegrasikan sistem informasi yang berbeda di berbagai layanan kesehatan.

2. Ekspektasi Pasien yang Lebih Tinggi: Pasien saat ini memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan farmasi. Mereka menginginkan akses yang mudah dan cepat terhadap obat-obatan, informasi yang jelas dan akurat tentang obat, serta pelayanan yang lebih personal dari apoteker. Tantangan bagi dunia farmasi adalah untuk memenuhi ekspektasi ini dan memberikan pengalaman pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

3. Perubahan dalam Praktik Farmasi: Praktik farmasi juga mengalami perubahan dengan adanya peningkatan fokus pada pelayanan farmasi yang terintegrasi dan kolaboratif. Apoteker tidak hanya berperan sebagai penyalur obat, tetapi juga sebagai anggota tim perawatan kesehatan yang memberikan layanan konseling, pemantauan terapi, dan manajemen penyakit. Tantangan yang dihadapi adalah memastikan adanya peningkatan kualitas dan konsistensi pelayanan farmasi di berbagai setting, serta memperkuat peran apoteker dalam tim perawatan kesehatan.

4. Regulasi dan Kebijakan: Perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan dan kebijakan farmasi dapat menjadi tantangan bagi dunia farmasi. Perubahan regulasi dan kebijakan dapat mempengaruhi praktik farmasi, akses obat, dan sistem penggantian biaya. Apoteker perlu terus memantau perubahan ini dan beradaptasi dengan peraturan yang baru.

5. Pengembangan Profesional dan Keterampilan: Kemajuan dalam bidang farmasi juga mengharuskan apoteker untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Apoteker perlu mengikuti perkembangan ilmiah, teknologi, dan praktik terbaru untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien. Tantangan yang dihadapi adalah memastikan adanya kesempatan pengembangan profesional yang kontinu dan dukungan pendidikan yang relevan.

Dalam menghadapi tantangan ini, kolaborasi antara apoteker, penyedia layanan kesehatan, pemangku kepentingan, dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan solusi yang efektif dan menjaga kualitas pelayanan farmasi yang tinggi.


Apoteker "Good to Great" 

Merespon tantangan yang sedang dan akan dihadapi apoteker. Penulis mencoba mengintegrasikan konsep "Good to Great" diterapkan dalam pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker, berikut adalah beberapa bentuk konsepnya:

1. Level 5 Leadership: Seorang apoteker perlu menjadi pemimpin yang rendah hati, berdedikasi, dan berorientasi pada keberhasilan pasien dan masyarakat. Mereka harus mampu menginspirasi tim, berkolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dan memimpin perubahan dalam praktik farmasi.

2. First Who, Then What: Memiliki tim apoteker yang berkualitas dan berkompeten adalah kunci untuk memberikan pelayanan yang luar biasa. Apoteker perlu merekrut, melatih, dan memberdayakan tim yang berdedikasi untuk memberikan perawatan farmasi yang berkualitas tinggi.

3. Confront the Brutal Facts: Apoteker harus menghadapi kenyataan yang sulit dalam praktik farmasi. Mereka harus terbuka terhadap masalah dan tantangan yang ada dalam sistem perawatan kesehatan dan mencari solusi inovatif untuk meningkatkan pelayanan.

4. The Hedgehog Concept: Apoteker perlu memfokuskan pada keahlian inti mereka dalam memberikan pelayanan farmasi yang berkualitas. Mereka harus memahami peran mereka dalam tim perawatan kesehatan, memaksimalkan pengetahuan mereka tentang obat-obatan, memberikan konseling yang efektif kepada pasien, dan memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan obat.

5. A Culture of Discipline: Budaya disiplin harus diterapkan dalam praktik farmasi. Apoteker harus mematuhi aturan, prosedur, dan peraturan yang berkaitan dengan praktik farmasi. Mereka juga harus melibatkan diri dalam pengembangan diri terus-menerus melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan.

6. Technology Accelerators: Pemanfaatan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan farmasi. Apoteker perlu mengadopsi teknologi yang relevan, seperti sistem manajemen informasi farmasi, otomatisasi dispensasi obat, atau aplikasi kesehatan digital untuk meningkatkan pengalaman pasien dan efektivitas pengobatan.

7. The Flywheel Effect: Meningkatkan praktik farmasi dari baik menjadi luar biasa membutuhkan perubahan yang berkelanjutan. Apoteker harus terus berupaya meningkatkan praktik mereka, menerapkan inisiatif perbaikan berkelanjutan, dan mendapatkan umpan balik dari pasien dan tim kesehatan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.
Tantangan Penerapan Konsep Apoteker "Good to Great"

Ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mewujudkan konsep "Good to Great" dalam praktik kefarmasian. Beberapa tantangan yang mungkin adalah :

1. Perubahan Budaya: Mengubah budaya dan mindset di dalam organisasi farmasi dapat menjadi tantangan besar. Diperlukan dukungan dan komitmen dari seluruh tim untuk menerima dan mengadopsi perubahan yang diperlukan untuk mencapai tingkat keunggulan.

2. Keterbatasan Sumber Daya: Terkadang, keterbatasan sumber daya seperti anggaran, tenaga kerja, atau infrastruktur dapat menjadi hambatan dalam menerapkan praktik kefarmasian yang luar biasa. Diperlukan pengelolaan sumber daya yang efisien dan kreativitas dalam mencari solusi yang sesuai dengan kondisi yang ada.

3. Perubahan Regulasi: Industri farmasi sering kali terkena perubahan regulasi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi praktik dan layanan farmasi. Apoteker perlu tetap memantau dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini agar tetap sesuai dengan peraturan dan kepatuhan yang diperlukan.

4. Penerimaan Pasien dan Masyarakat: Mengubah persepsi dan harapan pasien serta masyarakat terhadap peran apoteker dan nilai pelayanan farmasi yang luar biasa dapat menjadi tantangan. Diperlukan upaya komunikasi dan edukasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan kesadaran akan manfaat praktik kefarmasian yang lebih baik.

5. Ketidakpastian dalam Industri Kesehatan: Industri kesehatan terus berubah dan berkembang dengan cepat. Tantangan seperti perubahan dalam model pembayaran, perkembangan teknologi, atau peningkatan persaingan dapat mempengaruhi praktik kefarmasian. Apoteker perlu bersikap fleksibel dan adaptif dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

6. Penyediaan Pelatihan dan Pengembangan: Meningkatkan kualitas pelayanan farmasi membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan terlatih dengan baik. Tantangan dalam menyediakan pelatihan dan pengembangan yang relevan dan berkualitas untuk apoteker dan tenaga farmasi dapat menjadi kendala.

7. Evaluasi dan Pengukuran Kinerja: Menilai dan mengukur kinerja dalam mencapai tingkat keunggulan merupakan tantangan tersendiri. Diperlukan sistem evaluasi yang efektif dan pengukuran yang akurat untuk melihat kemajuan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

Tantangan-tantangan ini dapat diatasi dengan pendekatan yang proaktif, kepemimpinan yang kuat, dan komitmen yang kuat dari seluruh tim farmasi.

Apa yang harus dilakukan ?

Untuk mewujudkan konsep apoteker "Good to Great", ada beberapa persiapan yang dapat dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan: Apoteker perlu terus meningkatkan pendidikan dan pengetahuannya melalui program pendidikan lanjutan, pelatihan, dan sertifikasi. Ini akan membantu mereka memperdalam pemahaman tentang ilmu farmasi terbaru, tren industri, manajemen, dan keterampilan komunikasi.

2. Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan: Apoteker dapat mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan dan berpartisipasi dalam proyek atau inisiatif yang memungkinkan mereka untuk memimpin tim atau mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi atau komunitas farmasi.

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan: Apoteker perlu fokus pada peningkatan kualitas pelayanan yang mereka berikan kepada pasien. Ini dapat meliputi pengembangan prosedur standar yang jelas, pemantauan penggunaan obat yang tepat, pendidikan pasien, konseling yang efektif, dan kolaborasi yang erat dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya.

4. Penerapan Teknologi dan Sistem Informasi: Memanfaatkan kemajuan teknologi dan sistem informasi dalam praktik farmasi dapat membantu apoteker meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keamanan dalam memberikan pelayanan. Apoteker perlu mempelajari dan mengadopsi aplikasi dan sistem yang relevan, seperti sistem pengelolaan informasi pasien, alat bantu pengambilan keputusan, dan teknologi komunikasi.

5. Kolaborasi Interprofesional: Apoteker perlu menjalin kerja sama yang erat dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnya, termasuk dokter, perawat, ahli farmasi, dan profesional kesehatan lainnya. Kolaborasi yang baik dapat meningkatkan koordinasi perawatan pasien dan memberikan hasil yang lebih baik.

6. Mengikuti Perkembangan Industri dan Riset: Apoteker harus tetap up-to-date dengan perkembangan terkini dalam industri farmasi, penelitian obat, pedoman klinis, dan kebijakan terkait. Mereka perlu terus memperbarui pengetahuan mereka agar dapat mengikuti perkembangan terbaru dalam pengobatan dan memberikan praktik berbasis bukti kepada pasien.

7. Mengikuti Etika Profesi: Etika profesional sangat penting dalam praktik farmasi. Apoteker perlu mematuhi kode etik profesi dan menjaga integritas serta kepercayaan pasien. Mereka juga harus menjaga kerahasiaan informasi pasien dan melaksanakan praktik farmasi dengan standar tertinggi.

Melalui persiapan-persiapan ini, apoteker dapat meningkatkan praktik dan pelayanan mereka, serta berkontribusi pada perkembangan dan kemajuan dalam dunia farmasi.
Penutup

Konsep "Good to Great" adalah salah satu konsep dari berbagai konsep pengembangan sistem manajerial dan personal. Konsep ini memiliki keunggulan dimana penyusun nya tidak hanya melakukan penelusuran literatur tapi melakukan penelitian secara kualitatif. Konsep ini didesain untuk menghadapi kondisi internal dan eksternal yang serba tidak pasti. Konsep ini pun menegaskan untuk mencapai kondisi "hebat" yang akan mengungguli mereka yang "baik". 

Apoteker akan menghadapi lingkungan sebagai profesi lainnya. Perubahan-perubahan kondisi eksternal, ekspektasi pasien sudah diluar nalar, yang harus bisa diatasi sehingga menemukan titik solusi yang dapat ditawarkan. Berdiam diri tanpa inovasi artinya tinggal menunggu hari kematian. Profesi ini hanya dianggap baik tanpa kontribusi hebat. Semoga tawaran integrasi konsep ini dapat menambah wacana untuk memperluas wawasan apoteker.

Salam Apoteker Hebat !!!





No comments:

Post a Comment