Tuesday, July 3, 2018

Hari #4 Ramadhan 1439 ITQAN


Hari ini saya mendapat cerita tentang Ekspedisi Kutub Selatan pada tahun 1911 dari salah seorang sahabat sekaligus guru saya. Kisah tentang Roald Amundsen (Norwegia) dan Robert Falcon Scott (Inggris) yang berlomba untuk mencapai titik 90 derajat kutub selatan demi mengharumkan nama bangsa nya.

Kutub selatan adalah salah satu daerah paling ekstrim di muka bumi. Daratan ditutupi es, suhu pada musim panas saja paling tinggi -28 derajat Celcius, dan badai salju bisa datang tak terduga. Perlu persiapan matang dan perencanaan yang detail untuk bisa mencapai titik 90 derajat.

Kompetisi menuju puncak kutub itu akhirnya dimenangkan kan oleh Amundsen (Norwegia), seluruh awak nya selamat, ia kembali ke titik awal keberangkatan sesuai dengan rencana. Lain hal dengan Scott ( Inggris), tim nya kalah, tertinggal 35 hari, tidak ada satu pun dari tim itu yang pulang ke titik awal, semuanya mati saat menempuh jarak pulang, mayat mereka ditemukan 15 Km dari depo persediaan makanan.


Rahasianya adalah persiapan. Amundsen bersiap 2 tahun sebelum nya,

Amundsen bahkan mencoba untuk memakan lumba-lumba secara mentah, karena bisa jadi kapalnya karam dan terdampar di tengah laut. Dia sampai bertemu orang-orang Eskimo, untuk mengganti kuda poni dengan anjing husky sebagai alat transportasi di es, berlatih berjalan pelan-pelan dan fleksibel saat cuaca dingin dan lainnya.

Berbeda dengan persiapan yang dilakukan oleh Scott, untuk menghadapi ketidakpastian kutub selatan, Scott lebih mengandalkan kekuatan fisik dan teknologi, ia memilih menggunakan kendaraan mesin. Detail terkait cerita keduanya bisa dilihat di artikel-artikel internet. Pelajaran nya adalah persiapan yang sempurna dan disiplin dalam eksekusi.

Kita sebagai umat Islam telah diwasiatkan oleh Rasulullah untuk beramal secara ITQAN. Berikut penuturan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Aisyah.

عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إن اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Dari Aisyah رضي الله عنها , bersabda Rasulullah : “Allah ʽazza wa jalla menyukai jika salah seorang di antara kalian melakukan suatu amal secara itqan.” (HR. Thabrani)

Itqan bermakna menyempurnakan, atau mengerjakan dengan sempurna. Tidak gagal dalam mempersiapkan diri, tidak beramal dengan minimal. Maka tentu tujuan dan hikmah dari amal tersebut akan diraih.

Dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti, janganlah berserah pada kondisi. Perkataan "gimana nanti" hanya akan membawa kebinasaan dalam lingkungan yang terus berubah. Kita tidak bisa mengharapkan keberuntungan datang. Ada kaidah sebab akibat yang harus manusia lakukan dalam meraih tujuan.

Hampir keseluruhan ibadah memerlukan persiapan, shalat wajib, puasa ramadhan, zakat, naik haji, terlebih jihad fi Sabilillah, seluruhnya butuh persiapan dan disiplin dalam pelaksanaan. Shalat yang tidak disiapkan hanya akan menghasilkan gerakan badan dan bibir saja, khusuk nya hilang, sekedar menunaikan kewajiban, alih-alih mencegah dari keji dan mungkar, setalah sholat sifat keji nya kembali datang.

Nah, Bila agenda esok hari saja kita harus ada persiapan, apalagi untuk hari-hari kita di akhirat nanti. Kelak Allah akan sangat teliti dalam menilai amal kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr : 18)


No comments:

Post a Comment