Tuesday, November 22, 2016

BERSIH TAK BERSISA

Dalam sebuah pembicaraan dalam perjalanan pulang, teman saya menceritakan perihal ada beberapa individu yang setelah berhenti dari pembinaan (tatsqif) dan aktivitas dakwah tak tersisa sedikit pun tanda bahwa dulu ia pernah dibina dan berdakwah. Aktivitas nya jauh berbeda, mulai dari tampilan, pergaulan dan perkataan sangat tidak mencerminkan sebagai orang yang pernah terbina. Tsaqafah yang dulu diajarkan tampak bersih tak bersisa. Kenapa ini bisa terjadi? Saya pun hanya diam karena tidak tahu jawabannya. Wallahua'lam.

Hingga saya membaca firman Allâh SWT berikut ini :

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)." (QS. Al-An'am : 46)


Mengapa ada orang yang sampai Allâh SWT tutup hati nya? Allah menjelaskan :

بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ

"Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafiran nya"  (QS. An-Nisa : 155)

Kekafiran adalah dosa, dosa akan menutupi hati seorang muslim. Dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتة سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ ونزعَ وَاسْتَعْتَبَ صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

"Sesungguhnya orang mukmin itu apabila berbuat suatu dosa, maka hal itu merupakan noktah hitam pada hatinya. Tetapi jika dia bertobat dan kapok serta menyesali, maka tersepuhlah hatinya (menjadi bersih kembali). Tetapi apabila dosanya bertambah, maka bertambah pulalah noktah hitam itu hingga (lama-kelamaan) menutupi hatinya, yang demikian itulah yang dimaksudkan dengan istilah ar-ran di dalam firman-Nya, "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi mereka." (Al-Muthaffifin: 14)."

Hadis ini dari segi yang sama diriwayatkan pula oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai, dari Qutaibah, Lais ibnu Sa'd dan Ibnu Majah, dari Hisyam ibnu Ammar, dari Hatim ibnu Ismail dan Al-Walid ibnu Muslim, semuanya berasal dari Muhammad ibnu Ajlan dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini berpredikat hasan sahih.

Dosa telah dilakukan, terus menerus sehingga mereka sulit bertaubat. Mereka akhirnya melakukan pembenaran atas kesalahan-kesalahan yang di perbuat. Sebenarnya mereka bisa kembali untuk menjalankan kebenaran seperti sebelum nya asalkan mereka dapat melepaskan kesombongan dalam hatinya.

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩

"Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong." (QS. As-Sajdah : 15)

Maka hendaklah kita berdoa pada Allâh SWT :

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)" (QS. Ali Imran : 8)

Saudara mu Ilman Silanas

No comments:

Post a Comment