Monday, June 12, 2023

KONSEP BALANCED SCORECARD (BSC) UNTUK PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT

Oleh apt. Ilman Silanas, M.Kes.,M.Farm.Klin


Pendahuluan

Manajemen mutu di rumah sakit adalah serangkaian proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi mutu pelayanan rumah sakit. Manajemen mutu bertujuan untuk memastikan bahwa setiap aspek pelayanan kesehatan yang diberikan memenuhi standar. Dengan menerapkan manajemen mutu yang baik, rumah sakit dapat meningkatkan kepuasan pasien, meminimalkan risiko kesalahan medis, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Manajemen mutu membantu rumah sakit untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan dalam sistem pelayanan kesehatan mereka. Hal ini melibatkan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap proses dan hasil pelayanan, termasuk pengukuran kinerja dan pelaporan data yang akurat. Dengan adanya manajemen mutu yang efektif, rumah sakit dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, mengimplementasikan tindakan perbaikan yang tepat, dan mengukur dampaknya terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

Selain itu, manajemen mutu juga berperan penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Dengan adanya sistem yang terstruktur untuk memantau kesalahan dan risiko medis, rumah sakit dapat mengidentifikasi faktor penyebab, mengadopsi praktik terbaik, dan mencegah kejadian yang berpotensi membahayakan pasien. Penerapan manajemen mutu juga membantu memastikan bahwa prosedur medis yang dilakukan di rumah sakit sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.

Secara keseluruhan, manajemen mutu merupakan komponen penting dalam upaya rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, aman, dan efisien. Dengan adanya manajemen mutu yang baik, rumah sakit dapat terus melakukan perbaikan dan peningkatan yang berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi pasien dan masyarakat yang dilayani.


Konsep Balance Scorecard

Konsep dasar Balance Scorecard (BSC) adalah sebuah kerangka kerja manajemen strategis yang digunakan untuk mengukur dan mengelola kinerja organisasi. BSC mengakui bahwa kinerja organisasi tidak hanya dapat diukur dari segi keuangan, tetapi juga dari perspektif-perspektif lain yang berhubungan dengan visi, misi, dan strategi organisasi.


BSC terdiri dari empat perspektif utama, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Setiap perspektif memiliki indikator kinerja kunci (Key Performance Indicator/KPI) yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan strategis dalam masing-masing perspektif.

Perspektif keuangan mencakup indikator-indikator seperti pendapatan, laba, arus kas, dan nilai tambah yang dihasilkan oleh organisasi. Perspektif pelanggan fokus pada kepuasan pelanggan, pangsa pasar, dan loyalitas pelanggan. Perspektif proses internal mencakup indikator-indikator yang berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas operasional organisasi. Sedangkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melibatkan indikator-indikator yang mengukur kemampuan organisasi untuk berinovasi, mengembangkan kompetensi, dan memotivasi karyawan.

Dengan menggunakan Balance Scorecard, organisasi dapat memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang kinerja mereka, baik dari segi keuangan maupun non-keuangan. Dengan memperhatikan indikator-indikator dari setiap perspektif, organisasi dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, dan mengarahkan upaya mereka untuk mencapai tujuan strategis secara holistik.

Penerapan Balance Scorecard memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan strategi dengan pengukuran kinerja, serta memungkinkan tim manajemen untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang komprehensif dan seimbang. Dengan demikian, BSC membantu organisasi dalam merencanakan, melaksanakan, dan memantau strategi mereka, sehingga dapat mencapai keberhasilan jangka panjang dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.

Penerapan BSC dalam Rumah Sakit

Rumah sakit dapat menggunakan Balance Scorecard (BSC) sebagai alat pengukuran kinerja dengan mengikuti beberapa langkah berikut:

1. Identifikasi tujuan strategis: Rumah sakit perlu mengidentifikasi tujuan strategis mereka, baik dari perspektif keuangan, pelanggan, proses internal, maupun pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan ini harus sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi.

2. Tentukan indikator kinerja kunci: Setelah tujuan strategis diidentifikasi, rumah sakit perlu menentukan indikator kinerja kunci (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut. Misalnya, dalam perspektif keuangan, indikator seperti pendapatan per pasien, efisiensi biaya, atau laba bersih dapat digunakan.

3. Mengukur dan mengumpulkan data: Rumah sakit perlu mengumpulkan data yang relevan untuk mengukur KPI yang telah ditentukan. Data ini bisa berupa data keuangan, data pelanggan, data operasional, atau data yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.

4. Analisis dan interpretasi data: Setelah data terkumpul, rumah sakit perlu menganalisis dan menginterpretasi data tersebut. Dalam BSC, penting untuk melihat hubungan antara KPI di berbagai perspektif dan memahami dampaknya terhadap pencapaian tujuan strategis secara keseluruhan.

5. Tindakan perbaikan: Berdasarkan hasil analisis, rumah sakit dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja di setiap perspektif BSC.

6. Komunikasi dan pelaporan: Hasil pengukuran kinerja perlu dikomunikasikan kepada seluruh anggota organisasi, termasuk tim manajemen dan staf. Pelaporan yang teratur dan transparan mengenai kinerja organisasi berdasarkan BSC dapat membantu semua pihak memahami tujuan strategis dan memberikan masukan yang diperlukan.


Key Performance Indicator 

Dalam setiap perspektif BSC, terdapat indikator kunci yang relevan untuk rumah sakit. Berikut adalah beberapa contoh indikator kunci yang umum digunakan dalam masing-masing perspektif BSC untuk rumah sakit:

1. Perspektif Keuangan:

Pendapatan per pasien

Laba bersih

Persentase kepatuhan terhadap anggaran

Tingkat pengeluaran per pasien

Persentase penerimaan dari asuransi kesehatan

2. Perspektif Pelanggan:

Tingkat kepuasan pasien

Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan

Tingkat kepercayaan pasien dalam pelayanan rumah sakit

Tingkat kepatuhan pasien terhadap perawatan dan pengobatan

Jumlah keluhan pasien yang diselesaikan secara memuaskan

3. Perspektif Proses Internal:

Tingkat efisiensi pelayanan rawat inap atau rawat jalan

Persentase pasien yang mendapatkan perawatan sesuai standar

Tingkat kesalahan pengobatan

Tingkat kejadian infeksi terkait perawatan

Waktu rata-rata tinggal pasien di rumah sakit

Persentase ketersediaan obat dan bahan medis habis pakai

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:

Tingkat partisipasi staf dalam pelatihan dan pengembangan

Rasio staf per pasien

Persentase staf dengan sertifikasi atau lisensi yang relevan

Tingkat retensi staf yang tinggi

Jumlah inovasi atau perbaikan yang diimplementasikan


Penting untuk dicatat bahwa indikator kunci dapat berbeda antara rumah sakit satu dengan lainnya, tergantung pada strategi dan prioritas masing-masing rumah sakit. Indikator kunci yang relevan harus dipilih dengan cermat agar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan spesifik rumah sakit.

Keterkaitan antar Indikator 

Keterkaitan antara indikator kunci dalam setiap perspektif dalam Balance Scorecard (BSC) sangat penting karena mencerminkan hubungan yang holistik antara berbagai aspek kinerja rumah sakit. Berikut adalah penjelasan tentang pentingnya keterkaitan antara indikator kunci dalam setiap perspektif BSC:

1. Perspektif Keuangan:

Indikator kunci dalam perspektif keuangan memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan rumah sakit. Keterkaitannya dengan indikator kunci dari perspektif lain adalah penting karena kinerja keuangan yang baik dapat mendukung investasi dalam perbaikan proses internal, pelanggan yang lebih puas, dan pertumbuhan serta pembelajaran yang berkelanjutan.

2. Perspektif Pelanggan:

Indikator kunci dalam perspektif pelanggan mengukur kepuasan pasien dan pengalaman mereka dengan pelayanan rumah sakit. Keterkaitan dengan indikator kunci dari perspektif lain penting karena kepuasan pasien yang tinggi berkontribusi pada pencapaian tujuan keuangan, peningkatan proses internal yang efektif, dan pertumbuhan serta pembelajaran yang berkelanjutan.

3. Perspektif Proses Internal:

Indikator kunci dalam perspektif proses internal mengukur kinerja operasional rumah sakit, termasuk efisiensi, kualitas pelayanan, dan kepatuhan terhadap standar medis. Keterkaitannya dengan indikator kunci dari perspektif lain penting karena proses internal yang baik berdampak pada kepuasan pelanggan, efisiensi pengelolaan keuangan, dan kemampuan untuk terus belajar dan tumbuh.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:

Indikator kunci dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengukur kemampuan rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf, serta inovasi dalam praktik dan proses. Keterkaitannya dengan indikator kunci dari perspektif lain penting karena pertumbuhan dan pembelajaran yang berkelanjutan memberikan landasan bagi keunggulan dalam pelanggan, proses internal, dan kinerja keuangan.


Dengan adanya keterkaitan yang kuat antara indikator kunci dalam setiap perspektif, rumah sakit dapat menerapkan pendekatan yang seimbang dalam pengukuran kinerja. Ini memungkinkan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana peningkatan dalam satu aspek kinerja dapat berdampak pada aspek lainnya, dan bagaimana pencapaian tujuan dalam setiap perspektif secara keseluruhan berkontribusi pada keberhasilan dan keberlanjutan rumah sakit.


Manfaat Penerapan BSC

Penerapan konsep Balance Scorecard (BSC) dalam rumah sakit dapat memberikan berbagai manfaat yang signifikan, di antaranya:

1. Pengukuran Kinerja yang Holistik: BSC membantu rumah sakit untuk melihat kinerja mereka secara holistik melalui berbagai perspektif, seperti keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan memperhatikan semua aspek ini, rumah sakit dapat mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kinerja mereka, bukan hanya berfokus pada satu aspek saja.

2. Fokus pada Sasaran Strategis: BSC membantu rumah sakit dalam merumuskan dan mengkomunikasikan sasaran strategis mereka. Dengan mengidentifikasi indikator kunci kinerja (KPI) yang relevan untuk setiap perspektif, rumah sakit dapat mengarahkan upaya mereka pada hal-hal yang penting untuk mencapai visi dan misi organisasi.

3. Perbaikan Proses Internal: Dengan melibatkan perspektif proses internal, BSC membantu rumah sakit untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan. Rumah sakit dapat mengukur kinerja proses mereka, mengidentifikasi ketidaksempurnaan, dan mengimplementasikan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepatuhan terhadap standar medis.

4. Peningkatan Kepuasan Pasien: Dalam perspektif pelanggan, BSC membantu rumah sakit untuk memahami dan meningkatkan kepuasan pasien. Dengan mengukur indikator kunci yang terkait dengan kepuasan pasien, rumah sakit dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mengambil tindakan untuk memberikan pengalaman pelayanan yang lebih baik.

5. Pembelajaran dan Inovasi: Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam BSC mendorong rumah sakit untuk berfokus pada pengembangan karyawan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta inovasi dalam praktik dan proses. Hal ini membantu rumah sakit untuk menjadi organisasi yang belajar dan adaptif, mendorong perbaikan berkelanjutan dan inovasi dalam pelayanan kesehatan.

Dengan menerapkan konsep BSC, rumah sakit dapat mengoptimalkan kinerja mereka secara keseluruhan, mencapai tujuan strategis, meningkatkan kepuasan pasien, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sektor kesehatan. Ini akan membantu rumah sakit untuk menjadi organisasi yang efektif, efisien, dan berkualitas tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Manfaat penerapan BSC terkonfirmasi dalam sebuah studi systematic review pada 20 jurnal penelitian terkait implementasi BSC di rumah sakit dan klinik menunjukkan hasil positif dalam hal kepuasan pasien dan kinerja keuangan organisasi perawatan kesehatan. Namun, hanya terdapat dampak yang ringan terkait kepuasan tenaga kerja di bidang kesehatan. Namun, perlu dicatat bahwa banyak studi yang mencerminkan risiko bias yang tinggi, yang mungkin mempengaruhi dampak pada tiga hasil utama yang diukur.

Dampak Implementasi BSC pada Performa Keuangan (USD)

Dampak Implementasi BSC pada Kinerja Keuangan (%)

Dampak Implementasi BSC pada Kepuasan Staf

Dampak Implementasi BSC pada Kepuasan Pasien

Kesimpulan

Implementasi Balance Scorecard (BSC) memiliki peranan penting dalam upaya peningkatan mutu rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan BSC dapat memberikan dampak positif terhadap kepuasan pasien dan kinerja keuangan rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa BSC dapat menjadi alat yang efektif untuk mengukur dan mengelola berbagai aspek kinerja rumah sakit secara holistik.

Dalam implementasi BSC, rumah sakit perlu memperhatikan indikator kunci yang relevan dalam setiap perspektif, seperti kepuasan pasien, kepuasan tenaga kerja, kinerja keuangan, dan proses bisnis internal. Dengan memiliki indikator yang tepat, rumah sakit dapat memantau dan mengukur pencapaian target yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

Selain itu, implementasi BSC juga memungkinkan rumah sakit untuk mengarahkan sumber daya dan upaya mereka secara lebih efisien dan efektif. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan jangka panjang dan strategi organisasi, rumah sakit dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijaksana, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Namun, perlu diperhatikan bahwa implementasi BSC juga memiliki tantangan tersendiri, seperti pemilihan indikator yang tepat, pengumpulan data yang akurat, dan komunikasi yang efektif kepada seluruh stakeholder rumah sakit. Oleh karena itu, keseriusan dan komitmen dari seluruh jajaran manajemen rumah sakit sangat diperlukan dalam menerapkan konsep BSC secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, implementasi BSC sebagai alat pengukuran kinerja dan pengelolaan mutu dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan kepuasan pasien, kinerja keuangan, dan efisiensi operasional. Dengan pemantauan yang terus menerus dan penyesuaian yang tepat, rumah sakit dapat terus berinovasi dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi pasien dan masyarakat.


Daftar Pustaka

Amer, F., Hammoud, S., Khatatbeh, H., Lohner, S., Boncz, I., & Endrei, D. (2022). The deployment of balanced scorecard in health care organizations: is it beneficial? A systematic review. BMC health services research, 22(1), 65. https://doi.org/10.1186/s12913-021-07452-7

Betto, F., Sardi, A., Garengo, P., & Sorano, E. (2022). The Evolution of Balanced Scorecard in Healthcare: A Systematic Review of Its Design, Implementation, Use, and Review. International journal of environmental research and public health, 19(16), 10291. https://doi.org/10.3390/ijerph191610291

Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1992). The balanced scorecard: Measures that drive performance. Harvard Business Review, 70(1), 71-79.

Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). Using the balanced scorecard as a strategic management system. Harvard Business Review, 74(1), 75-85.

Vărzaru A. A. (2022). An Empirical Framework for Assessing the Balanced Scorecard Impact on Sustainable Development in Healthcare Performance Measurement. International journal of environmental research and public health, 19(22), 15155. https://doi.org/10.3390/ijerph192215155


No comments:

Post a Comment