Tuesday, October 18, 2016

JK BUSINESS SISI KELAM MASYARAKAT MODERN JEPANG

 JK bukan Jusuf Kala tapi sebuah singkatan dalam bahasa jepang yang berarti joshi kosei yang berarti “siswi sekolah menengah atas”. Masyarakat Jepang mengenalnya sebagai sebuah bisnis dimana seorang laki-laki dapat menyewa seorang perempuan remaja (usia SMA) untuk berkencan dan bercengkrama. Pusat bisnis JK ini adalah di Jalan Akihabara di kota Tokyo. Nama jalan ini (Akihabara) diadopsi menjadi nama sebuah girlband yang terkenal yaitu AKB 48 yang selanjutnya meluas hingga konsep grup musik ini diadopsi di berbagai negara termasuk Indonesia yang kita kenal dengan JKT 48.
Kembali ke bisnis JK. Bisnis ini dilakukan dengan menempatkan perempuan remaja di sepanjang jalan Akihabara untuk menawarkan jasa bercakap-cakap, menemani jalan-jalan di mall, makan malam di cafe hingga berhubungan seksual. Fenomena ini adalah bagian dari fenomena pasangan kencan bayaran yang sudah marak di Jepang sejak tahun 1990 yang dikenal dengan enjo kosai atau kencan dengan kompensasi  (compensated dating) yang terus berkembang hingga melahirkan prostitusi anak teselubung. (http://www.japantimes.co.jp/news/2014/06/21/national/crime-legal/japans-high-school-walking-listed-as-new-human-trafficking-trend/#.WAYtsPl97IV)

Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang telah bertransformasi tidak hanya dalam bidang teknologi akan tetapi dalam bidang sosial. Pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi mendorong masyarakat bekerja lebih keras, kapitalisme telah menguasai negara ini, kapitalisme menjadikan laki-laki dan perempuan bersaing. Mengejar kedudukan ekonomi tertinggi membuat sebagian besar masyarakat menjauhi pola kehidupan yang mereka nilai akan menghambat kemajuan, salah satunya adalah membentuk keluarga.

Tapi apa daya mereka hanya manusia, manusia yang memiliki kecenderungan seksual, kebutuhan saling mencintai dan menyayangi. Karena semuanya telah berorientasi materi, untuk urusan cinta dan kasih sayang mereka pun harus membeli. Maka tidak aneh bila kita menemui bisnis menyewa kekasih atau pasangan untuk sekedar mengobrol, makan, hingga prostitusi.

Populasi masyarakat Jepang  pun kian menyusut. Kondisi ini telah berjalan empat tahun. Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari satu orang di antara empat orang warga Jepang berusia 65 tahun lebih. Data yang dirilis tahun 2014 menunjukan bahwa populasi Jepang menurun 0,17 persen atau 215.000  orang dari 127.083.000 penduduk per 1 Oktober 2014. Jumlah tersebut termasuk warga asing yang sudah lama tinggal di Jepang (http://print.kompas.com/baca/internasional/asia-pasifik/2015/04/18/Populasi-Jepang-Merosot-Tajam-dalam-15-Tahun-Terak)

Pemerintah Jepang memperingatkan bahwa populasi Jepang akan diperkirakan turun hingga 86,7 juta orang pada tahun 2060, dengan proporsi warga lanjut usia 65 tahun atau lebih diperkirakan hampir 40 persen dari total populasi Jepang.

Sementara survei 2011 menunjukkan, 61% pria dan 49% wanita tidak menikah yang berusia 18-34 tahun. Lalu survei tahun 2013 untuk wanita yang berusia 16-24 tahun, sebanyak  45% tidak berminat menikah. Survei dilakukan Asosiasi Perencanaan Keluarga Jepang (JFPA).

Ai Aoyama seorang Penasehat seks Jepang mengatakan "Benar sekali anak muda Jepang saat ini males atau enggan untuk menikah, baik laki maupun wanita. Yang lelaki tampaknya  seperti ingin menjadikan wanita seperti pet (Red.: Binatang Peliharaan). Sementara yang wanita punya perasaan dan punya segalanya, tak menikah pun bisa merasa kuat berdiri sendiri, hidup sendiri," (http://www.tribunnews.com/internasional/2015/01/09/ini-yang-bikin-anak-anak-muda-jepang-makin-malas-menikah-apalagi-punya-anak)

Bisnis JK merupakan salah satu potret kegagalan sebuah masyarakat dalam membentuk kehidupan yang ideal. Pola hidup serba materi telah mengantarkan sebuah negara ke arah kehilangan sumber daya manusia. Bisnis ini adalah bentuk eksplotasi wanita, yang hanya melahirkan perzinahan, kerusakan tatanan sosial, dan hilangnya generasi.

Sebenarnya saya sempat kaget dengan berbagai gelombang budaya pop timur yang masuk ke Indonesia, yaitu budaya pop Jepang dan Korea. Budaya ini masuk lewat musik dan film. Bila diperhatikan baik tampilan atau pembawaan yang disajikan sudah berkiblat ke budaya pop barat. Budaya nya sama hanya berbeda aktor nya.

Inilah budaya impor yang merusak, yang sedikit orang mengkritisinya. Di sisi lain ada sebagian orang yang membenci  islamisasi (yang mereka tuduh arabisasi) tapi mereka diam saat terjadi westernisasi atau “jepangisasi” atau “koreaiasi” . Padahal Islam adalah konsep hidup yang ideal untuk manusia, yang akan membawa kemajuan dan kekuatan masyarakat. Islam tidak akan membuat populasi manusia musnah, Islam pun tidak akan membiarkan masyarakat hidup dalam kebodohan. Selama Islam ada di muka bumi maka Islam akan terus menjadi rahmatan lil ‘alamin dan Islam akan selalu menang atas agama dan ideologi lain.



2 comments:


  1. Terimakasih atas informasinya, Silahkan Kunjungi website kami ^^
    http://fauziaherbal.com/obat-herbal-diabetes-melitus-dan-lukanya/

    ReplyDelete
  2. Titanium Ginning Points - The Tithmic Balance of the Gens - Tithmic
    Titanium Ginning edge titanium Points. This is titanium engine block the easiest and titanium coating easiest way to gain points in your favorite game of the titanium cerakote day with a few clicks. Titanium Ginning titanium bracelet Points is

    ReplyDelete