Thursday, July 14, 2016

KOMBINASI ANTIBIOTIK PENYEBAB KEMATIAN MENDADAK

Oleh :
Pendiri AudibleRx pada tahun 2011. AudibleRx adalah situs atau aplikasi yang menyajikan Consumer Medication Information (CMI) dalam bentuk audio.

Diterjemahkan Oleh :
Ilman Silanas, Apt.,M.Kes
Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Pengkajian terkait peresepan terus dilakukan. Sebuah penelitian yang dirilis oleh British Medical Journal menunjukkan kombinasi Trimetoprim/  Sulfametoksazol sebagai salah satu penyebab meningkatnya risiko kematian mendadak pada populasi tertentu. Data penelitian dikumpulkan selama 17 tahun, dari tahun 1994 hingga 2012, mencakup pasien dengan usia 66 tahun ke atas yang menjalani terapi Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB), dan meninggal secara mendadak 7 hingga 14 hari setelah memulai rawat jalan dengan terapi antibiotik oral.


Penelitian ini diperluas, dengan melibatkan dari 1,5 Juta pasien, ternyata hampir 40.000 pasien meninggal  secara mendadak setelah memulai terapi antibiotik oral. Hasil penelitian pada Populasi pasien dengan karakteristik spesifik ini menunjukkan 3 dari 1.000 individu mendapatkan terapi ACE inhibitor atau ARB lalu memulai terapi dengan Trimetoprim/ Sulfametoksazol akan meninggal secara mendadak antara 7-14 hari setelah memulai terapi antibiotik tersebut. Penelitian tersebut cukup signifikan ketika dibandingkan dengan studi kohort, yang menunjukkan adanya satu kematian  mendadak setiap 1000 pasien.

Penelitian sebelumnya menunjukkan pada pasien usia lanjut usia yang menjalani terapi Trimetoprim / Sulfametoksazol  bersamaan dengan ACE inhibitor atau ARB meningkatkan risiko untuk opname karena Hiperkalemia. Peneliti berasumsi bahwa peningkatan risiko kematian mendadak pada studi kohort berhubungan dengan peningkatan mendadak dan signifikan kadar Kalium, yang dapat menyebabkan Unrecognized Arrhythmic Death. Peneliti pun memperkirakan kematian mendadak yang terjadi pada pasien-pasien tersebut tidak tepat bila dikaitkan dengan penyebab lain selain hiperkalsemia, seperti penyakit kardiovaskular.

Lebih dari 250 juta resep untuk ACE inhibitor dan ARB dan lebih dari 20 Juta resep untuk Trimetoprim / Sulfametoksazol dalam setahun di Amerika Serikat, hal ini berpeluang adanya 2 pasien yang mendapatkan resep secara bersamaan. Jika ditemukan kombinasi obat-obat ini maka klinisi harus mengevaluasi regimen antibiotik alternatif, mempertimbangkan untuk menurunkan durasi terapi, atau memonitor secara ketat kadar kalium dalam darah pada populasi pasien dengan karakteristik tersebut.

Sumber Tulisan :


Jurnal Penelitian yang dimaksud dalam tulisan diatas dapat diakses di :


Tambahan Informasi :

ACE Inhibitor  adalah obat-obatan yang menghambat Angiotensin Converting Enzime, dampak dari penghambatan ini adalah menurunkan kadar Angiotensin II dalam Plasma. Tekanan darah akan dapat diturunkan melalui vasodilatasi, peningkatan aktivitas renin, menekan sekresi aldosteron, dan meningkatkan aliran darah renal. Obat yang terkategori golongan ini adalah : Captopril, Lisinopril, Ramipril.


Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) adalah obat-obatan yang menghalangi pengikatan Angiotensin II pada Reseptor Tipe 1 Angiotensin II, menyebabkan penurunan tekanan darah, menghambat agen penyebab vasokonstriksi dan sekresi aldosteron. Obat yang terkategori golongan ini adalah Candesartan, Valsartan, Irbesartan, Telmisartan.

No comments:

Post a Comment