Monday, July 11, 2016

SOMBONG DAN OBAT NYA

Imam Muslim telah meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ



"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, sekalipun hanya sebesar biji sawi. Seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang lelaki yang menyukai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus?.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan Allah mencintai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan menyepelekan manusia.”

Sombong (takabur) memiliki dua karakter utama, yaitu bathr al-haq (menolak dan membantah kebenaran dari orang yang mengatakan nya) dan ghamtu an-naas (meremehkan dan menyepelekan manusia). Letak kesombongan ada di dalam hati.
Sebagaimana firman Allâh SWT :

إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ

“Tidak ada dalam dada (hati) mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran” (QS. Ghafir : 56)

Sombong adalah sifat yang diharamkan. Setiap muslim yang memiliki kesombongan berdosa di hadapan Allâh.

Dalil-dalil yang menunjukkan  keharaman sifat sombong adalah sebagai berikut :

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "maukah kalian kutunjukkan penghuni surga? Yaitu setiap orang lemah dan tertindas, dan sekiranya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah mengabulkannya, dan penghuni neraka adalah setiap orang yang berhati keras dan menentang kebenaran lagi sombong." (Riwayat Bukhari)

Ancaman Allâh dalam Hadits diatas menunjukan larangan yang bersifat jazm (tegas) sehingga hukum yang muncul adalah keharaman.

Semua orang kafir adalah sombong, akan tetapi seorang muslim bisa jadi memiliki sifat tersebut. Orang kafir yang dapat melepaskan  kesombongan nya dapat dengan mudah menerima hidayah Islam. Orang muslim yang melepaskan  kesombongan dapat dengan mudah memahami agama ini dan menjalin ukhuwwah.

Kesombongan menjadi alasan utama mengapa Iblis dilaknat oleh Allah

(وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ)

“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat : “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah termasuk golongan orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah : 34)

Salah satu cara untuk menghilangkan  sifat sombong adalah menghadirkan Tawadlu. Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (QS. Al Furqaan: 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain (HR Muslim)

Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia.  (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)

Maka memelihara sifat sombong sama saja dengan mewarisi sifat Iblis. Sombong hanya akan menghasilkan sifat membangkang pada aturan Allah. Upayakan dalam diri kita tumbuh sifat Tawadlu sehingga setiap langkah kita selalu sesuai dengan Syariat dan terjalin hubungan baik antara sesama makhluk.

Saudara mu Ilman Silanas

No comments:

Post a Comment