Tuesday, July 26, 2016

KADAR SEROTONIN BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS

Oleh : Ilman Silanas, Apt.,M.Kes
(Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)

Obesitas merupakan salah satu masalah serius di Amerika Serikat. Berdasarkan data CDC,  1 dari 3 orang dewasa mengalami kegemukan. Gregory Steinberg, profesor bidang endokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, mempublikasikan penelitian terkait hormon diduga yang berhubungan dengan obesitas, dan hormon tersebut adalah serotonin.



Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Natural Medicine (http://www.nature.com/nm/journal/v21/n2/full/nm.3766.html) , terdapat 2 tipe serotonin. Tipe yang pertama, serotonin yang pada berefek pada mood (perasaan) dan selera makan yang berjumlah 5 %  dari total serotonin dalam tubuh, sedangkan tipe kedua berjumlah 95 % disebut peripheral serotonin, yang berperan dalam masalah obesitas.

Kadar Peripheral Serotonin yang terlampau tinggi dalam darah maka akan mencegah Brown Fat[1] membakar energi dan glukosa untuk menghasilkan panas, hal ini akan menyebabkan obesitas dan diabetes.


Penelitian sebelumnya menunjukkan terjadi penghambatan pembentukan peripheral serotonin saat jaringan Brown Fat aktif. Penelitian lain menunjukkan enzim Tryprophan hydroxylase (Tph1)[2] dihambat dan dihilangkan pada tikus yang menjalani diet lemak secara ketat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan Brown Fat dalam membakar kalori, hingga dapat mencegah tikus dari obesitas dan komplikasinya.

Saat ini peneliti berupaya untuk menemukan obat yang dapat menghambat kerja enzim Tph1  yang akan menekan jumlah peripheral serotonin dalam darah sehingga dapat mencegah obesitas. Steinberg mencatat bahwa pencegahan produksi peripheral serotonin tidak akan mempengaruhi kerja pada serotonin pada otak, tidak seperti obat pelangsing yang  mencegah nafsu makan dengan mengubah kadar serotonin, yang malah menyebabkan depresi dan bunuh diri.





[1] Brown Fat atau Brown Adipose Tissue adalah jaringan lemak yang memiliki banyak mitokondria yang memiliki protein unik yang bernama Uncoupling Protein 1 (UCP1). UCP1 berperan dalam sintesa ATP.
[2] Enzim yang berperan dalam sintesa Serotonin

No comments:

Post a Comment