Wednesday, July 6, 2016

MENGATASI MABUK SAAT PERJALANAN

Oleh : Ilman Silanas, Apt.,M.Kes (Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)

Mabuk perjalanan (Motion Sickness) merupakan perasaan tidak nyaman pada tubuh akibat dari gerakan yang berulang.  Saat kita menggunakan kendaraan dalam perjalanan jangka panjang pada sebagian orang dapat menyebabkan efek pusing, mual dan rasa ingin muntah. Kejadian ini disebabkan oleh ketidak selarasan antara sistem syaraf otak, bagian dalam telinga, mata dan bagian terdalam organ tubuh yang disebut dengan prorioceptor.

Penjelasannya seperti ini,  saat berada di dalam mobil, tentu Anda sering menatap handphone untuk membaca sebuah berita dengan pandangan ke bawah. Ketika itu otak hanya berkonsentrasi untuk menangkap objek yang didapat oleh mata tanpa mengetahui adanya pergerakan, tetapi secara bersamaan telinga bagian dalam akan merespon gerakan dan suara mesin kendaraan dan mengabarkannya pada otak. Ketidakseimbangan informasi yang diterima oleh otak itulah yang menjadi penyebab terjadinya mabuk kendaraan.

Hampir semua orang pernah mengalami mabuk perjalanan, tingkat kejadian berdasarkan beberapa studi menunjungan rentang yang sangat besar 3-60% tergantung pada penelitian yang dilakukan.[1],[2],[3]. Beberapa penelitian menunjukan bahwa wanita lebih sering mengalami mabuk perjalanan dan kondisi dapat lebih parah saat kondisi hamil [4]. Anak usia kurang dari 2 tahun jarang menderita mabuk perjalanan, usia 3-12 tahun merupakan usia tertinggi berisiko mabuk perjalan, semakin dewasa seseorang semakin jarang menderita mabuk perjalanan.

Sirkulasi udara dalam kendaraan pun mempengaruhi kinerja otak. Kandungan oksigen dalam kabin kedaraan dan aroma yang tercium turut mempengaruhi kondisi kenyamanan. Beberapa orang tidak tahan dengan aroma yang menyengat atau aroma lembab. Selain itu kandungan oksigen yang kurang dan tingginya kadar karbondioksida  dapat menyebabkan pusing dan mual.

Pendekatan Non-Farmakologis

Beberapa tips berikut ini dapat anda lakukan :
  1. Pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik, getaran mesin minimum, kondisi AC, dan  suspensi.
  2. Kondisi pengendara dan penumpang harus fit. Kondisi fisik sangat mempengaruhi, perut yang kosong akan menyebabkan kekurangan tenaga dan turunnya kadar gula darah.
  3. Menambah kenyamanan dengan posisi duduk yang baik, mendengarkan musik, penambahan pewangi dapat menjadi pilihan dengan catatan aroma yang dipilih adalah aroma yang disukai dan intensitas wangi dapat diatur.
  4. Perhatikan jumlah orang dalam kendaraan, hal ini akan sangat mempengaruhi kadar oksigen dalam kabin kendaraan.
  5. Mengkonsumsi cemilan dapat membantu mencegah mual.
  6. Bila sudah terlanjur pusing dan mual, lebih baik berhenti dan beristirahat sejenak untuk mengkondisikan kondisi badan.
  7. Tidur sepanjang perjalanan.

Pendekatan Farmakologis

Pendekatan farmakologis dilakukan dengan mengkonsumsi obat yang mengandung Dimenhidrinate.

Dimenhidrinate merupakan antagonis Ethanolamine H1, efek farmakologi yang ditimbulkan adalah depresan Sistem saraf pusat, antikolinergik, antiemetic (antimuntah), antihistamin, dan efek anastesi lokal. Kerja efek antimuntah ditimbulkan karena mencegah stimulasi vestibular dan mencegah asetilkolin. Obat dapat bekerja 3- 6 jam, efek antimuntah dapat dirasakan 15-30 menit setelah meminum obat.

Pada dewasa dosis pencegahan adalah 50-100 mg diminum 30 menit sebelum perjalanan dimulai, obat dapat dikonsumsi ulang setiap 4-6 jam jika diperlukan tapi tidak lebih dari 400 mg per hari.

Pada anak  dibagi menurut rentang usia :
  1. 2-6 tahun : 12,5-25 mg dapat dikonsumsi ulang setelah 6-8 jam akan tetapi tidak boleh lebih dari 75 mg per hari.
  2. 6-12 tahun : 12,5-25 mg dapat dikonsumsi ulang setelah 6-8 jam, akan tetapi tidak boleh lebih dari 150 mg per hari
  3. Usia lebih dari 12 tahun disamakan dengan dosis dewasa.

Pada dosis anak konsumsi obat dilakukan 30 menit sebelum perjalanan dimulai.

Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh :
  1. Pengemudi kendaraan tidak boleh menggunakan obat ini karena akan menyebabkan kantuk.
  2.  Penderita asma akut
  3. Bayi prematur
  4. Penderita gangguan pembentukan hemoglobin

Efek samping yang muncul bila mengkonsumsi obat ini adalah :
  1. Gangguan penglihatan
  2. Mengantuk
  3. Mulut kering
  4. Hipotensi
  5. Gangguan pencernaan
  6. Lemas otot
  7. Sakit kepala

Bagi ibu menyusui, obat ini akan dieksresikan bersamaan dengan air susu. Setelah menggunakan obat ini maka efek utama yang paling sering terjadi adalah mengantuk dan tertidur. Jadi bila tidur sudah jadi kebiasaan kita setiap menaiki kendaraan maka tidak perlu menggunakan obat ini.



[1] Murdin L, Golding J, Bronstein A. Managing motion sickness. BMJ. 2011. 343:d7430.
[2]Shupak A, Gordon CR. Motion sickness: advances in pathogenesis, prediction, prevention, and treatment.Aviat Space Environ Med. 2006 Dec. 77(12):1213-23.

[3]Golding JF. Motion sickness susceptibility. Auton Neurosci. 2006 Oct 30. 129(1-2):67-76.
[4] Lawther A, Griffin MJ. A survey of the occurrence of motion sickness amongst passengers at sea. Aviat Space Environ Med. 1988 May. 59(5):399-406.

1 comment: