Oleh : Ilman
Silanas, Apt.,M.Kes
Apoteker
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Meropenem adalah salah
satu antibiotik golongan karbapemen yang digunakan dalam terapi Hospital
Acquired Infection. Berdasarkan pola supsetibilitas, meropenem merupakan
antibiotik yang banyak dipilih karena memiliki spektrum luas, bekerja pada
bakteri gram positif dan negatif.
Meropenem bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Terdistribusi hampir pada semua cairan dan jaringan tubuh. Ikatan
protein hanya 2 % dan volume distribusi pada dewasa 15-20 Liter. Metabolisme
meropenem terjadi di hati, waktu paruh pada kondisi ginjal normal adalah 1-1,5 jam.[1]
Profil farmakodinamik-farmakokinetik menunjukan bahwa
meropenem terkategori antibiotik Time-Dependent.
Gambar 1 Kurva Farmakodinamik-Farmakokinetik
Ciri khas antibiotik time dependent adalah antibiotik ini memberikan kemampuan
penyembuhan yang lebih baik jika konsentrasi dalam darah dapat dijaga berkisar
20-100 % diatas MIC (T>MIC) dengan pemberian secara continuous.
Penelitian yang dilakukan oleh Dandekar dkk (2003) menyatakan bahwa pemberian
meropenem dosis 500 mg yang diberikan dalam bentuk infus yang diperpanjang
selama 3 jam (extended infusion) menunjukkan T>MIC lebih dari 2 kali lipat
jika meropenem dosis yang sama diberikan diberikan secara infus cepat selama 30
menit.[2]
Gambar 2 Kurva Pemberian Meropenem
secara Infus Cepat (30 menit) Vs Infus Diperpanjang (3 jam). Terlihat adanya pada infus diperpanjang
Robert dkk (2009) melakukan penelitian pemberian meropenem
pada pasien critically ill dengan sepsis menunjukkan bahwa pemberian
secara continuous infusion lebih baik memberikan konsentrasi diatas MIC
dalam jaringan subkutan dan plasma dibandingkan intermittent bolus.[3]
Gambar 3 Perbedaan Probibalitas
capaian 50% fT>MIC pada variasi cara pemberian Meropenem
Maka untuk mendapatkan manfaat Meropenem yang lebih maksimal
perlu diupayakan memperpanjang waktu konsentrasi meropenem diatas MIC. Teknik
yang digunakan adalah continuous infusion setidaknya 30 menit, jika
mampu diberikan selama 3 jam hingga 24 jam maka hasilnya akan lebih baik.
Pertimbangan selanjutnya adalah stabilitas meropenem dalam
pelarut. Teknik continuous infusion akan berhasil bila meropenem
dilarutkan dalam larutan yang tepat. Berikut adalah tabel stabilitas meropenem
1-20 mg/ml dalam larutan infus :
Tabel 1
Larutan
Infus dan Stabilitas Campuran Meropenem dalam Pelarut[4]
Time
(hr)
|
||
Infusion
Solution
|
Stored
at
15-25 °C |
Stored
at
4 °C |
Dextrose 2.5% in sodium chloride
0.45%
|
3
|
12
|
Dextrose 5% with potassium chloride
0.15%
|
1
|
6
|
Dextrose 5% in Ringer's injection,
lactated
|
1
|
4
|
Dextrose 5% in sodium chloride 0.2%
|
1
|
4
|
Dextrose 5% in sodium chloride 0.9%
|
1
|
2
|
Dextrose 5%
|
1
|
4
|
Dextrose 5% with sodium bicarbonate 0.02%
|
1
|
6
|
Dextrose 10%
|
1
|
2
|
Mannitol 2.5%
|
2
|
16
|
Normosol M with dextrose 5%
|
1
|
8
|
Ringer's injection
|
4
|
24
|
Ringer's injection, lactated
|
4
|
12
|
Sodium bicarbonate 5%
|
1
|
4
|
Sodium chloride 0.9%
|
4
|
24
|
Sodium lactate (1/6) M
|
2
|
24
|
Larutan infus yang menjadi pilihan dengan stabilitas yang
panjang (4 jam) adalah larutan ringer, ringer laktat dan NaCl 0,9% . Dengan
larutan infus tersebut pemberian meropenem bisa dilakukan selama 3 -4 jam pada
suhu 18-250C. Adapun jika dikehendaki pemberian selama 24 jam continuous
infusion, maka perlu dijaga agar suhu larutan 40C, teknik yang
digunakan adalah menggunakan kantong berpendingin untuk memastikan bawa suhu
larutan akan menjaga stabilitas obat.
[2]
Ika Puspita Sari (2017), Strategi Pemberian Antibiotik Pada Penyakit yang Parah,
Medisina Edisi 27, Volume VII, April-Juni 2017
[3]
Robert dkk (2009), Meropenem dosing in critically ill patient with sepsis
and without renal dysfunction : intermittent bolus versus continuous
administration ? Monte Carlo dosing simulation and subcutaneous tissue
distribution, Journal
of Antimicrobial Chemotherapy (2009) 64,
142–150
[4]
Handbook on Injectable Drugs, 15th Edition
No comments:
Post a Comment