Oleh : Ilman Silanas,
Apt.,M.Kes (Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)
Karbapenem merupakan
antibiotik spektrum paling luas bila dibandingkan dengan semua kelas
antibiotik.
Pola kerja yang hampir
sama dengan penisilin, Karbapenem meripakan antibiotik dengan sifat bakterisida
yang berikatan dengan penisilin binding proteins (PBPs). Pengikatan
ini menjadikan protein tidak aktif, karbapenem menghambat sistesis dinding sel
bakteri sehingga bakteri mengalami kematian. 1,2
Beberapa jenis Karbapenem memiliki afinitas spesifik pada beberapa subtype PBPs.
Beberapa bakteri menunjukkan sifat resistensi intrinsik pada karbapenem.
1,2
Sebagai contoh, methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) resisten pada PBP2a, sementara Enterococcus faecium resisten pada PBP5. Resistensi pun terjadi disebabkan adanya aktivitas porin (contoh OprD-Protein yang terdapat pada membran luar sel bakteri-), yang terjadi pada Pseudomonas aeruginosa. 1,2
Aktivitas pada Gram-Positif 1,2
Secara umum, karbapenem berkerja pada seluruh bakteri gram positif. Antibiotik ini menunjukkan MIC rendah pada organisme rentan meticillin seperti S. aureus, S. pyogenes, dan S. pneumoniae. Akan tetapi antibiotik ini beraktivitas tidak terlalu baik pada MRSA dan infeksi Enterococus karena dua jenis bakteri ini memiliki resistensi intrinsik.
Aktivitas pada Gram-Negative
1,2
Karbapenen memiliki aktivitas yang baik pada hampir seluruh bakteri gram negatif, termasuk Enterobacter, E. coli, Morganella morganii, dan Klebsiella. Bakteri yang sangat resisten seperti P. aeruginosa, doripenem dan meropenem merupakan antibiotik yang poten. Imipenem kurang poten pada P. aeruginosa, sedangkan ertapenem tidak dapat digunakan pada P. aeruginosa karena aktivitasnya buruk.
Aktivitas pada Bakteri Anaerob 1,2
Seluruh karbapenem memiliki aktivitas yang baik pada bakteri anaerob. Walaupun karbapenem dapat digunakan untuk infeksi intraabdominal, antibiotik ini tidak dijadikan terapi lini pertama untuk indikasi ini.
Aktivitas pada Bakteri Atipical 1,2
Karbapenen tidak berkatifitas pada bakteri atipikal karena bakteri jenis ini tidak memiliki dinding sel yang harus diserang oleh karbapenem.
Catatan Penting 1,2
- Imipenem memiliki risiko paling
tinggi menyebakan kejang dibanding seluruh karbapenem
- Imipenem didegradasi oleh enzim
DHP-1 di ginjal menjadi metabolit toksik. Cilastatin digunakan untuk memperpanjang level imipenem dalam
tubuh dan mencegah nefrotoksisitas.
- Meropenem adalah satu-satunya
karbapenem yang diterima untuk tearpi meningitis, selainnya dapat digunakan
sebagai terapi alternatif.
- Monitor fungsi ginjal merupakan
hal vital karena karbapenem perlu dilakukan penyesuaian dosis.
- Sebuah studi pada tahun 2014
menunjukkan adanya reaksi silang antara karbapenem dan penisilin yang diperantarai
oleh Imunoglobulin E pada skin test. Imipenem dan meropenem
diujikan dengan pembanding penisilin (umumnya amoksisilin) dan sekitar 1 %
ditemukan reaksi silang, hal ini lebih rendah secara signifikan
dibandingkan laporan sebelumnya.
Dosis Umum untuk Kasus
Non-Komplikasi1,2
Doripenem : 500 mg IV setiap 8 jam
Ertapenem : 1 gram setiap 24 jam
Imipenem/cilastatin : 250 mg-500 mg IV setiap 6-8 jam
Meropenem :
1 gram IV setiap 8 jam
Pustaka :
- Zhanel GG, Wiebe R, Dilay L, et al. Comparative Review of the Carbapenems. Drugs. 2007;67(7): 1027-1052.
- Comparison of Carbapenem Antibiotics. Pharmacist’s Letter / Prescriber’s Letter. 2007;(23): 1-4
- Gaeta F, Valluzzi RL, Alonzi C, et al. Tolerability of aztreonam and carbapenems in patients with IgE-mediated hypersensitivity to penicillins. J Allergy Clin Immunol. 2014;135(4): 972-976.
No comments:
Post a Comment