Leutik campernik, gemah ripah wibawa mukti,
mapag galur dina ridho
gusti nu maha suci Allâhu rabbi.
Bandung kini sedang asik-asik nya bersolek. Nuansa Eropa di
sepanjang jalur Asia-Afrika, pembenahan kolong jalan layang Pasupati, dibuatnya
wisata sungai Teras Cikapundung dan taman-taman kota yang indah telah tersebar
dibeberapa lokasi. Hal ini tentu menjadi daya tarik wisata, tujuan nya adalah
menambah indeks kebahagiaan warga kota. Bisa jadi memang warga Bandung kurang
bahagia, karena beban hidup yang semakin berat hingga kebahagiaan warga perlu
dijaga agar tidak stress hingga akhirnya menimbulkan penyakit jiwa.
Kota dengan julukan The Capital of Asia Africa telah dirancang untuk memasuki era Smart City. Inti konsep Smart City adalah pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan warga di perkotaan, konsep ini telah dijalankan di kota-kota seperti Amsterdam, Barcelona, Stockholm, dan Southampton. Pada tahun 2014, Frost & Sullivan mengidentifikasi delapan aspek dari smart city. Delapan aspek tersebut yakni smart governance, smart energy, smart building, smart mobility, smart infrastructure, smart technology, smart healthcare, dan smart citizen.
Arah kebijakan pemerintahan kota yang bertujuan membentuk
masyarakat modern dengan berbagai inovasi dan kolaborasi menjadikan kota
Bandung berpotensi menjadi kota termaju di Indonesia. Terlebih popularitas
Ridwan Kamil sebagai wali kota Bandung sedang dalam kondisi yang sangat baik,
survey Cyrus Network pada tahun 2015 menunjukkan popularitas Ridwan Kamil yang
terus meningkat hingga hanya terpaut 5% di bawah Ahok. Peningkatan signifikan
popularitas Ridwan Kamil didapat setelah sukses menyelenggarakan Peringatan
Konferensi Asia Afrika pada bulan April tahun lalu.
Di tengah semangat membangun kota dengan konsep yang luar biasa
dan peningkatan popularitas sang Wali Kota, Hizbut Tahrir Indonesia Kota
Bandung (HTI Bandung) mengingatkan kepada seluruh Pejabat dan warga Bandung
tentang hal yang sama sekali belum pernah diperkenalkan dalam program
pembangunan kota yaitu Barokah (Keberkahan). Pada tanggal 3 Agustus 2016
bertempat di RM Sindang Reret HTI Bandung mengadakan Public Expose
terkait Konsep dan Peta Jalan Bandung Barokah.
Public Expose Bandung Barokah
Mengapa Barokah menjadi hal yang sangat penting untuk diraih ?
maka mari sejenak kita meneliti makna barokah yang adalah dalam Al-Quran. Barokah
secara asal kata berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah bertambahnya
kebaikan (ziyadah al-khair). Barokah sebagai sebuah outcomes dari sebuah
proses memiliki landasan kuat bagi kaum muslim yang mayoritas hidup di kota
Bandung ini. Landasannya adalah Al Qur’an ayat Surat al-A’raf ayat 96.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ
آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (Surat Al-A'raf 96)
Imam Ibnu Katsir menafsirkan, “Dan sekiranya penduduk negeri itu
beriman dan bertakwa yakni hati mereka beriman dengan apa yang telah
dibawa para Rasul SAW, membenarkan dan mengikutinya, dan merekapun bertakwa
dengan melakukan ketaatan dan meninggalkan yang haram, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, yakni menurunkan
hujan dari langit dan menumbuhkan berbagai tumbuhan dari bumi. Akan tetapi
(jika) ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai
dengan apa yang telah mereka kerjakan, yakni mereka mendustakan para Rasul
mereka, maka Kami timpakan kebinasaan pada mereka karena perbuatan mereka dari
dosa dan perbuatan yang haram tersebut.” (Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhiim, Dar Ibnu Hazm, Beirut, hlm. 773).
Imam as-Syaukani dalam tafsir Fath al-Qadir menyatakan
“jikalau penduduk negeri di saat kami utus para Rasul Kami pada negeri
tersebut, mereka beriman dengan para Rasul yang diutus pada mereka, dan mereka
bertakwa dengan menetapkan penolakan terhadap kekafiran, dan tidak kembali pada
perbuatan mereka dari berbagai keburukan, pasti Kami akan melimpahkan kepada
mereka keberkahan dari langit dan bumi, yakni Kami mudahkan berbagai kebaikan
dari langit dan dari bumi untuk mereka, sebagaimana mudahnya membuka
pintu-pintu yang terkunci dengan membuka pintu-pintu tersebut. Sedangkan yang
dimaksud penduduk negeri tersebut adalah penduduk negeri mana saja dan dimana
pun mereka bertempat tinggal. Namun bila penduduk negeri itu mendustakan
ayat-ayat dan para Nabi tersebut dan tidak mau beriman serta bertakwa, maka
Kami turunkan adzab disebabkan apa yang telah mereka perbuat dari dosa-dosa
yang menyebabkan turunnya azab kepada mereka.” (Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad
Syaukani, Fathul Qadir, hlm. 488).
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh HTI
Bandung terkait makna Barokah dan syarat apa saja yang harus dipenuhi agar
Barokah, sebagaimana yang disampaikan Ketua Perumus “Bandung Barokah” HTI Kota
Bandung, Ustadz Yuana Ryan Tresna, M.Ag, bahwa hanya dengan keimanan dan
ketakwaan pada Allah SWT saja Barokah akan dapat tercapai.
Keimanan berarti menjadikan akidah Islam sebagai landasan kehidupan penduduk. Akidah sekularisme dan komunisme harus didepak dari kehidupan warga Bandung. Hal ini karena akidah sekularisme menegaskan bahwa agama tidak boleh mengatur kehidupan manusia, agama hanya menjadi panduan pada ibadah ritual dan akhlak semata. Sedangkan akidah komunisme menafikan agama, bagi komunisme agama hanya khayalan dan candu.
Ketakwaan adalah hasil dari keimanan.
Wujud ketakwaan yang hakiki adalah diterapkannya seluruh hukum-hukum Allah SWT
yakni Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Syariat Islam adalah
seperangkat aturan yang tidak hanya mengatur urusan manusia dengan Allah SWT
tapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya. Dari dua syarat ini
lah keberkahan akan tercapai.
Sebenarnya masyarakat Bandung pada setiap
kepemimpinan kepala daerah sebelumnya memang selalu disuguhi berbagai program
pembangunan, baik pembangunan fisik maupun non-fisik. Akan tetapi apakah semua
program pembangunan telah berorientasi pada terwujudnya Bandung Barokah ?
Hampir semua Wali Kota yang pernah memimpin Bandung adalah Muslim dan warga pun
mayoritas beragama Islam. Akan tetapi nampaknya belum ada Wali Kota yang
menjadikan Akidah Islam sebagai dasar kebijakan yang dibuat dan Syariat Islam
sebagai rambu-rambu aturan pengaturan urusan masyarakat, kalaupun ada masih
pada lingkup yang terbatas dan tidak menyeluruh.
Saat Bandung memiliki taman-taman kota
yang indah, maka semua warga sangat senang dan ingin berkunjung ke taman
tersebut. Tapi apakah hal ini sudah cukup dikatakan berkah bila aktivitas dalam
taman tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang bermaksiat, contoh nya berpacaran,
hal yang lebih berbahaya tidak hanya itu, pembangunan taman-taman dengan
menggunakan dana CSR perusahaan swasta akan memungkinkan terjadi
kesepakatan-kesepakatan antara pemerintah kota dengan pihak swasta untuk
melancarkan kepentingan proyek-proyek bisnis mereka di Kota Bandung. Memang
tidak ada makan siang gratis di era kapitalisme saat ini, maka kita mulai bisa
melihat beberapa pengembang besar yang menyumbang dana CSR untuk pembangunan
kota mulai melancarkan proyek nya dan tentu proyeknya bukan tanpa masalah, akan
tetapi karena sudah menjadi kesepakatan apa boleh buat, proyek tetap
dijalankan.
Pola pembangunan yang melibatkan pihak
swasta yang dikenal dengan Public Private Partnerships (PPPs) membuka
jalan masuknya pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur layanan publik, bila dibiarkan terlalu jauh
dan tidak diatur dengan aturan syariat dikhawatirkan akan terjadi penguasaan
sektor publik oleh swasta, salah satunya penguasaan arus informasi yang
merupakan area strategis yang menjadi kewajiban negara dalam menguasainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada era
Kapitalisme seperti sekarang ini, dimana para pemilik modal akan berusaha keras
untuk mengembangkan harta dengan melakukan ekspansi bisnis. Pola pembangunan yang
berorientasi pada kepentingan nilai materi menjadi hal yang patut kita
khawatirkan. Saat kota terlihat indah, dengan pembangunan fisik yang luar biasa,
atau arus kapital yang masuk ke kota Bandung mengalir deras dengan didukung
oleh sarana infrastruktur yang memungkinkan akses barang dan jasa masuk dengan
mudah, sehingga meningkatkan persaingan bisnis yang pasti akan berdampak pada kehidupan sosial
warga, maka hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah apakah
masyarakat bandung yang mayoritas muslim ini dapat mencapai ketenangan dan kebahagiaan
hakiki yaitu mendapat ridho Allah SWT.
Jangan sampai kita termasuk orang yang
ditegur oleh Allah SWT dalam ayat dibawah ini :
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“mereka hanya mengetahui yang lahir (saja)
dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Rum : 7)
Konsep Bandung Barokah yang dicetuskan
oleh Hizbut Tahrir Indonesia Kota Bandung seudah selayaknya mendapatkan perhatian
pemerintah kota Bandung. Konsep yang dicetuskan ini bukanlah konsep yang hanya
dilahirkan dari buah pikiran manusia akan tetapi dihasilkan dari penggalian
firman Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Maha Adil. Terakhir ingatlah bahwa
semua urusan akan dipertanggung jawabkan, sehingga jangan sampai kita baru
tersadar untuk bertakwa setelah melihat api neraka benar-benar ada di depan
mata kita.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ (1) حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai
kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan 'ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu
tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takasur : 1-8)
Ilman Silanas, Apt.,M.Kes (Warga Bandung)
No comments:
Post a Comment