JK bukan Jusuf Kala tapi sebuah
singkatan dalam bahasa jepang yang berarti joshi kosei yang berarti “siswi
sekolah menengah atas”. Masyarakat Jepang
mengenalnya sebagai sebuah bisnis dimana seorang laki-laki dapat menyewa
seorang perempuan remaja (usia SMA) untuk berkencan dan bercengkrama. Pusat
bisnis JK ini adalah di Jalan Akihabara di kota Tokyo. Nama jalan ini (Akihabara)
diadopsi menjadi nama sebuah girlband yang terkenal yaitu AKB 48 yang
selanjutnya meluas hingga konsep grup musik ini diadopsi di berbagai negara
termasuk Indonesia yang kita kenal dengan JKT 48.
Kembali ke bisnis JK. Bisnis ini dilakukan
dengan menempatkan perempuan remaja di sepanjang jalan Akihabara untuk
menawarkan jasa bercakap-cakap, menemani jalan-jalan di mall, makan malam di
cafe hingga berhubungan seksual. Fenomena ini adalah bagian dari fenomena
pasangan kencan bayaran yang sudah marak di Jepang sejak tahun 1990 yang
dikenal dengan enjo kosai atau kencan dengan kompensasi (compensated dating) yang terus
berkembang hingga melahirkan prostitusi anak teselubung. (http://www.japantimes.co.jp/news/2014/06/21/national/crime-legal/japans-high-school-walking-listed-as-new-human-trafficking-trend/#.WAYtsPl97IV)
Masyarakat Jepang adalah
masyarakat yang telah bertransformasi tidak hanya dalam bidang teknologi akan
tetapi dalam bidang sosial. Pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi mendorong
masyarakat bekerja lebih keras, kapitalisme telah menguasai negara ini,
kapitalisme menjadikan laki-laki dan perempuan bersaing. Mengejar kedudukan
ekonomi tertinggi membuat sebagian besar masyarakat menjauhi pola kehidupan
yang mereka nilai akan menghambat kemajuan, salah satunya adalah membentuk
keluarga.
Tapi apa daya mereka hanya
manusia, manusia yang memiliki kecenderungan seksual, kebutuhan saling
mencintai dan menyayangi. Karena semuanya telah berorientasi materi, untuk
urusan cinta dan kasih sayang mereka pun harus membeli. Maka tidak aneh bila
kita menemui bisnis menyewa kekasih atau pasangan untuk sekedar mengobrol,
makan, hingga prostitusi.
Populasi masyarakat Jepang pun kian menyusut. Kondisi ini telah berjalan
empat tahun. Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari satu orang di antara empat
orang warga Jepang berusia 65 tahun lebih. Data yang dirilis tahun 2014
menunjukan bahwa populasi Jepang menurun 0,17 persen atau 215.000 orang dari 127.083.000 penduduk per 1 Oktober
2014. Jumlah tersebut termasuk warga asing yang sudah lama tinggal di Jepang (http://print.kompas.com/baca/internasional/asia-pasifik/2015/04/18/Populasi-Jepang-Merosot-Tajam-dalam-15-Tahun-Terak)
Pemerintah Jepang memperingatkan
bahwa populasi Jepang akan diperkirakan turun hingga 86,7 juta orang pada tahun
2060, dengan proporsi warga lanjut usia 65 tahun atau lebih diperkirakan hampir
40 persen dari total populasi Jepang.
Sementara survei
2011 menunjukkan, 61% pria dan 49% wanita tidak menikah yang berusia 18-34
tahun. Lalu survei tahun 2013 untuk wanita yang berusia 16-24 tahun,
sebanyak 45% tidak berminat menikah. Survei dilakukan Asosiasi
Perencanaan Keluarga Jepang (JFPA).
Ai Aoyama seorang Penasehat seks Jepang mengatakan "Benar
sekali anak muda Jepang saat ini males atau enggan untuk menikah, baik laki
maupun wanita. Yang lelaki tampaknya seperti ingin menjadikan wanita
seperti pet (Red.: Binatang Peliharaan). Sementara yang wanita punya perasaan
dan punya segalanya, tak menikah pun bisa merasa kuat berdiri sendiri, hidup
sendiri," (http://www.tribunnews.com/internasional/2015/01/09/ini-yang-bikin-anak-anak-muda-jepang-makin-malas-menikah-apalagi-punya-anak)
Bisnis JK merupakan salah satu
potret kegagalan sebuah masyarakat dalam membentuk kehidupan yang ideal. Pola hidup
serba materi telah mengantarkan sebuah negara ke arah kehilangan sumber daya
manusia. Bisnis ini adalah bentuk eksplotasi wanita, yang hanya melahirkan
perzinahan, kerusakan tatanan sosial, dan hilangnya generasi.
Sebenarnya saya sempat kaget
dengan berbagai gelombang budaya pop timur yang masuk ke Indonesia, yaitu
budaya pop Jepang dan Korea. Budaya ini masuk lewat musik dan film. Bila diperhatikan
baik tampilan atau pembawaan yang disajikan sudah berkiblat ke budaya pop
barat. Budaya nya sama hanya berbeda aktor nya.
Inilah budaya impor yang merusak,
yang sedikit orang mengkritisinya. Di sisi lain ada sebagian orang yang membenci islamisasi (yang mereka tuduh arabisasi) tapi
mereka diam saat terjadi westernisasi atau “jepangisasi” atau “koreaiasi”
. Padahal Islam adalah konsep hidup yang ideal untuk manusia, yang akan membawa
kemajuan dan kekuatan masyarakat. Islam tidak akan membuat populasi manusia
musnah, Islam pun tidak akan membiarkan masyarakat hidup dalam kebodohan.
Selama Islam ada di muka bumi maka Islam akan terus menjadi rahmatan lil ‘alamin
dan Islam akan selalu menang atas agama dan ideologi lain.
ReplyDeleteTerimakasih atas informasinya, Silahkan Kunjungi website kami ^^
http://fauziaherbal.com/obat-herbal-diabetes-melitus-dan-lukanya/
Titanium Ginning Points - The Tithmic Balance of the Gens - Tithmic
ReplyDeleteTitanium Ginning edge titanium Points. This is titanium engine block the easiest and titanium coating easiest way to gain points in your favorite game of the titanium cerakote day with a few clicks. Titanium Ginning titanium bracelet Points is