Oleh
: Ilman Silanas, Apt., M.Kes
Apoteker
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Antibiotik, “keajaiban” dunia
medis dalam mengadapi infeksi bakteri. Sejak ditemukan tahun 1928 antibiotik
telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia. 97 tahun berlalu, dibalik cerita
sukses, kini antibiotik mengadapi “era kegelapan”, Post Antibiotic Era.
Post Antibiotic Era adalah
masa dimana penyakit infeksi yang mengancam jiwa tidak dapat diatasi karena antibiotik
tidak lagi efektif disebabkan permasalahan resistensi. Pada masa ini tidak ada antibiotik
jenis baru yang lebih efektif, karena
tidak ada lagi produsen yang mau melakukan penelitian dan pengembangan
antibiotik baru.
Tren penggunaan antibiotik
meningkat pada tahun 1940-1975, produsen pun bergairah untuk memproduksi
antibiotik baru. Akan tetapi peningkatan penggunaan antibiotik yang cenderung over
use menyebabkan masalah resistensi. Antibiotik
baru hanya bertahan kurang lebih 10 tahun dari sejak diedarkan ke pasar, malah ada
yang hanya bertahan selama 2 tahun saja. Sebagai contoh Methicillin, pada tahun
1959 diedarkan untuk mengatasi infeksi Staphylococcus aureus
yang telah resisten pada Penisilin, dua tahun kemudian, 1961, dilaporkan
muncul nya bakteri MRSA (Methycillin Resistance Staphylococcus Aureus) .
Levofloxacin lebih menyedihkan belum satu tahun sejak digunakan pada tahun 1996
sudah muncul resistensi pada bakteri Pneumococcus.
Produsen perlu berhitung terkait
biaya penelitian, pengembangan dan produksi yang tidak tertutupi karena
meningkatnya kejadian resistensi yang mengancam efikasi antibiotik yang
dibuatnya. Prinsip penggunaan antibiotik sangat bertolak belakang dengan
prinsip bisnis. Efektifitas antibiotik dapat terjaga bila kita tidak
menggunakannya. Antibiotik kita sediakan pada kondisi yang sangat mendesak.
Outterson, dkk (2016)1
dalam jurnal yang ia terbitkan menuliskan “Model bisnis antibiotik yang
bertumpu pada volume penjualan akan mendorong over use penggunaan antibiotik
sehingga memunculkan resistensi”
Lalu bagaimana kita mengatasi
hambatan ini ? Outterson dkk (2016) merekomendasikan adanya pendapatan lain
bagi produsen selain dari penjualan. “Perusahaan yang memproduksi antibiotik
terbaru seharusnya menerima penghargaan setelah adanya persetujuan izin edar,
ini tidak berhubungan dengan biaya sales tapi biaya Penelitian dan Pengembangan
yang diinvestasikan dan potensi nilai terapi yang dihasilkan”
Bagaimana pun antibiotik adalah
senjata yang bisa berbalik menyerang manusia secara tidak langsung. Penggunaan
antibiotik yang tidak terkendali akan berdampak pada meningkatnya resistensi. Sekarang
semuanya adalah pilihan kita apakah kita akan lebih cepat sampai para Post
Antibiotic Era ataukah dapat mengambil tindakan untuk memperlambat datang
nya musibah itu. It’s all our Choice .
No comments:
Post a Comment