Pages

Saturday, July 9, 2016

PERUMPAMAAN YANG ALLAH BUAT

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak perumpamaan. Sebagian ulama Salaf mengatakan, "Apabila aku mendengar perumpamaan di dalam Al-Qur'an, lalu aku tidak memahaminya, maka aku menangisi diriku sendiri, karena Allah Swt. telah berfirman: 'Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu (Al-Ankabut: 43)

Allah SWT telah banyak membuat perumpamaan dengan maksud agar manusia lebih bisa memahami apa yang Allâh ingin sampaikan. Seperti Allâh membuat perumpamaan rumah laba - laba sebagai bentuk perumpamaan manusia yang menyibukkan diri dengan membangun kehidupan dunia dengan harapan apa yang dia bangun dapat melindungi nya dari musibah dunia dan akhirat.


Saat Rasulullah di Madinah, beliau berhadapan dengan  orang-orang munafik yang selalu menimbulkan keragu-raguan pada kaum Muslim pada kebenaran wahyu, termasuk wahyu yang memuat perumpamaan, mereka menyatakan "Mungkinkah Allâh yang Maha Tinggi dan Maha Luhur membuat contoh seperti ini?"  (Riwayat Ibnu Jarir)

Riwayat lain dikemukakan bahwa kaum munafik berkata :"Bagaimana pandangan mu tentang Allâh yang menerangkan lalat dan laba - laba di dalam Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad. Apakah ini bukan bikinan Muhammad? "(Riwayat Al Wahidi)

Riwayat lain mengemukakan, orang munafik berkata" Apa gunanya laba - laba dan lalat diterangkan dalam Al-Quran? "( Riwayat Abdurrozaq)

Riwayat lain mengemukakan, orang munafik berkata," Contoh macam apakah ini yang tidak patut dibuat perumpamaan? " (Riwayat Ibnu Abi Hatim)

Untuk menjawab semua pertanyaan kaum munafik itu Allâh berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ


"Sesungguhnya Allah tidak akan segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang beriman maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka. Tetapi mereka yang kafir mengatakan,'Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?' Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi Nya petunjuk. Dan tidak akan disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik" (QS. Al-Baqarah : 26)

Sa'id meriwayatkan dari Qatadah, bahwa sesungguhnya Allah tiada segan —demi perkara yang hak— untuk menyebutkan sesuatu hal, baik yang kecil maupun yang besar.

Orang beriman akan senantiasa yakin pada firman Allâh. Mereka dapat mengambil pelajaran  dari setiap perumpamaan yang Allâh buat. Keimanan mereka telah memberikan cahaya dalam hati. Mencerdaskan akal fikiran. Sehingga mereka dapat berfikir secara cemerlang.

Sedangkan orang kafir selalu ragu. Hatinya ditutupi oleh kegelapan, akal nya kacau. Mereka ingin menandingi firman Allâh tapi mereka tidak mampu. Maka cara satu satunya adalah menghembuskan keraguan di hati kaum muslim. Akhirnya mereka hanya berkata ;

مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا

'Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?' 

Maka bila kita yakin 100% bahwa semua perumpamaan Allâh dalam Al-Quran adalah tepat, maka 
kita harus yakin pada perumpamaan dalam ayat berikut :

وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ ۗ وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ


"dan Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang Dia orang yang berbuat kebaikan, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan." (QS. Luqman : 22)

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah Swt. menceritakan perihal orang yang berserah diri kepada 
Allah, yakni ikhlas dalam beramal karena Allah, tunduk kepada perintah-Nya, dan mengikuti syariat agama-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan. (Luqman: 22)

Yaitu berbuat baik dalam amalnya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.

maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. (Luqman: 22)

Artinya, sesungguhnya dia telah mengambil janji yang kuat dari Allah bahwa Dia tidak akan mengazabnya.

Maka apakah kita masih ragu untuk berserah diri pada Allah dan menjalankan Syari'at Nya?

Saudara mu Ilman Silanas

No comments:

Post a Comment