Oleh :
Laura S. Lehman, PharmD
Clinical Coordinator, Pharmacy, Carroll Hospital Center,
Westminster, Maryland
24
Oktober 2007
Diterjemahkan
dari : http://www.medscape.com/viewarticle/563444
Diterjemahkan dengan penambahan Oleh :
Ilman Silanas, Apt.,M.Kes
(Apoteker
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)
Pertanyaan
:
Dapatkah anda memberikan daftar antibiotik yang terkategori Time
Dependent dan Concentration Dependent, termasuk antibiotik baru
Tigesiklin ? dapatkah Tigesiklin diberikan sehari sekali daripada setiap 12 jam
?
Jawab :
Farmakologi antibiotik mencakup Farmakokinetika dan
Farmakodinamik. Farmakokinetik membahas konsentrasi dan waktu obat selama dalam
host (tubuh pasien), sedangkan Farmakodinamik membahas konsentrasi dan
waktu interaksi yang diperlukan antibiotik untuk memerangi patogen dalam host
1. Dua jenis utama Kategori Farmakodinamik antibiotik yaitu Time-Dependent bactericidal Effect (Efek bakterisida
bergantung waktu) dan Concentration Dependent Bactericidal Effect (Efek
Baktersida bergantung Konsentrasi). Kategori ketiga yang telah dapat diuraikan,
yaitu antibiotik yang memiliki karakter gabungan Time dependent dan Concentration
Dependent 2.
Tabel 1
Kategori Farmakodinamik Antibiotik2
Time-Dependent (with minimal or
no PAE)
|
Concentration-Dependent (with
PAE)
|
Time-Dependent,
Concentration-Enhanced (with PAE)
|
Beta-lactams
Vancomycin |
Aminoglycosides
Daptomycin Fluoroquinolones Metronidazole Azithromycin Ketolides |
Clarithromycin
Clindamycin Erythromycin Linezolid Streptogramins Tetracyclines Tigecycline |
Antibiotik TD memiliki efek optimal
bakterisida ketika konsentrasi tetap dijaga diatas Konsentrasi Hambat Minimum (Minimum
Inhibitory Concentration /MIC). Konsentrasi antibiotik kategori ini dijaga
2-4 kali diatas MIC sepanjang interval pemberian1. Untuk agen ini,
konsentrasi lebih tinggi tidak menambah daya bunuh terhadap organisme. Lagi
pula kecenderungan agen ini secara minimum hingga tidak menghasilkan Post
Antibiotic Effect* (PAE) / Efek Paska Antibiotik2.
Antibiotik CD memberikan peningkatan
membunuh bakteri berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasi obat. Agen ini
berhubungan dengan sifat PAE yang memiliki aksi bakterisida lanjutan
beberapa waktu setelah konsentrasi antibiotik dibawah level MIC. Konsentrasi
puncak dan Area dibawah kurva (Area Under Curve /AUC) menunjukkan kemanjuran
antibiotik ini2. Pada kelompok ini, konsentrasi yang diperlukan
untuk efek bakterisida optimal adalah paling kecil 10 kali MIC3.
Kelompok Farmakodinamik ketiga merupakan
antibiotik bakteriostatik yang memiliki PAE diperpanjang. Beberapa agen telah
diklasifikasikan sebagai Time Dependent1,3, akan
tetapi karena keberadaan PAE maka memiliki ciri Concentration Dependent.
Kemanjuran kelompok ini ditentukan dengan rasio 24 jam AUC dan MIC (AUC/MIC)2.
Tigesiklin adalah turunan dari minosiklin,
dan merupakan antibiotik glisiklin generasi pertama. Ada dua indikasi yang
telah terbukti, komplikasi infeksi kulit dan jaringan lunak dan komplikasi
infeksi intra abdominal. Penggunaan off label untuk mengobati sekresi bronchial
pada pneumonia.
Tigesiklin dilaporkan memiliki rata-rata
waktu paruh 37-38 jam4. Mekanisme kerja farmakodinamik belum dapat
secara menyeluruh dijelaskan, tetapi nampaknya memiliki gabungan dua
karakteristik Time Dependent dan Concentration Dependent. Telah dilaporkan
PAE in vivo 8,9 jam untuk bakteri Staphylococcus pneumoniae dan 4.9 jam untuk Escherichia coli5.
Antibiotik ini memiliki waktu paruh yang panjang dan PAE diperpanjang, jadi
wajar bila ada pertanyaan apakah Tigesiklin dapat diberikan kurang dari 2 kali sehari.
Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan produsen, menunjukkan obat
dalam serum dan efek farmakologi intrapulmonary pada 30 subjek sehat mendukung
regimen 2 kali sehari untuk organisme yang diteliti (Wyeth Pharmaceuticals;
August 6, 2007). Hasil penelusuran pustaka tidak menemukan penelitian yang dipublikasikan terkait
pemberian dosis sehari sekali untuk Tigesiklin. Dosis sekali sehari belum dapat
direkomendasikan untuk saat ini.
References
1.
Barger A, Fuhst C, Wiedemann B. Pharmacological indices
in antibiotic therapy. J Antimicrob Chemother. 2003;52:893-898. Abstract
2.
Levison ME. Pharmacodynamics of antimicrobial drugs.
Infect Dis Clin North Am. 2004Sep;18:451-465.
3.
Quintiliani R. Using pharmacodynamic and pharmacokinetic
concepts to optimize treatment of infectious diseases. Infect Med.
2004;21:219-233.
4.
Stein GE, Craing WA. Tigecycline: a critical analysis.
Clin Infect Dis. 2006;43:518-524. Abstract
5.
Slover CM, Rodvold KA, Danziger LH. Tigecycline: a novel
broad-spectrum antimicrobial. Ann Pharmacother. 2007;41:965-972. Abstract
Keterangan
Tambahan
* Efek paska antibiotik (Post
Antibiotic Effect/PAE) adalah penundaan pertumbuhan kembali (re-growth) bakteri setelah paparan
antibiotik. Dengan kata lain, bakteri masih tertekan pertumbuhannya walau sudah
dibawah konsentrasi hambat minimum (MIC). Efek paska antibiotik adalah
fenomena menarik dalam tinjauan farmakodinamika. Kaitannya dengan ini,
penerapan farmakodinamika semakin meningkat dalam regimen dosis antibiotik.
Assalamualaikum. Apakah punya pengalaman dokter kulit menggunakan Azitromisin 2 dd 500 mg? Walaupun sudah menginfokan azitromisin adalah concentration dependent dan cara mengoptimalkan antibiotik tersebut adalah memperbesar dosis dengann diminum sekali sehari, namun dokter tidak ingin mengganti aturan pakai dan tetap ingin 2dd500mg
ReplyDelete