Pages

Tuesday, July 5, 2016

HINGGA GUNUNG PUN HANCUR

Puncak Everest 8.848 meter dpl, merupakan puncak tertinggi di dunia. Puncak ini merupakan bagian dari pegunungan Himalaya yang terbentang luas dari mulai negara Pakistan, India, Cina, dan Nepal.
Barisan Himalaya mempunyai panjang sekitar 2400 km, dari Nanga Parbat di barat hingga Namche Barwa di timur. Lebarnya bervariasi antara 250-300 km. Himalaya terdiri dari tiga barisan paralel, diatur menurut ketinggian dan usia secara geologis. Pegunungan Himalaya merupakan produk dari lempeng tektonik yang menarik. Tumbukan antar lempeng benua atau yang disebut dengan kolisi akan menghasilkan pegunungan tinggi non vulkanik, seperti pegunungan Himalaya ini.
Dengan masa material yang sangat besar, sekitar 220 juta tahun yang lalu, pada saat benua Pangea pecah, India mulai bergerak ke utara. Pulau itu bergerak sekitar 6.000 kilometer sebelum akhirnya bertabrakan dengan Asia sekitar 40 sampai 50 juta tahun yang lalu. Kemudian, bagian dari daratan India mulai masuk ke bawah daratan Asia, sedangkan daratan Asia naik, yang mengakibatkan munculnya Himalaya.

Allah Swt telah menjadikan gunung sebagai pasak bumi. Saat dua lempeng benua bertumbukan dan terjadi tumpang tindih antar lempeng sehingga terbentuk masa menonjol yang menekan kedua lempeng tersebut hingga tak mudah bergeser. Selain itu gunung sangat penting dalam siklus hidrologi, penunjang ekosistem, sumber panas bumi (gunung vulkanik), sumber mineral dan manfaat lainnya untuk umat manusia.
Allah Swt berfirman :
(وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا * مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ)
Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.(QS. An-Nazi'at 32 - 33)
Akan tetapi ada kabar dari Allah Swt bahwa gunung yang sedemikian besar nya dan kemampuan yang luar biasa tidak mampu untuk memikul amanah seperti apa yang diberikan Allah pada manusia.
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS. Al-Ahzab : 72)
Ibnu Katsir dalam tafsir nya menyebutkan Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan amanat adalah ketaatan (perintah Allah untuk menjadi khalifah). Allah menawarkan amanat itu kepada mereka sebelum menawarkannya kepada manusia, tetapi ternyata mereka tidak kuat.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa lalu amanat itu ditawarkan kepada Adam seraya berfirman, "Ambillah amanat ini berikut segala konsekuensinya. Jika kamu taat Aku beri kamu ampunan; dan jika kamu durhaka, maka Aku akan mengazabmu." Adam berkata, "Saya terima." Maka dalam waktu yang tidak begitu lama kira-kira antara asar dan malam hari pada hari itu juga, Adam melakukan pelanggaran (yaitu memakan buah khuldi).
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud yang cukup menakutkan terkait amanah,
Ibnu Jarir telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Tamim ibnul Muntasir, telah menceritakan kepada kami Ishaq, dari Syarik dan Al-A'masy, dari Abdullah ibnus Sa'ib, dari Zazan, dari Abdullah Ibnu Mas'ud ra dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Gugur di jalan Allah menghapuskan semua dosa —atau— menghapuskan segala sesuatu kecuali amanat. Kelak pemikul amanat didatangkan, lalu dikatakan kepadanya, "Tunaikanlah amanatmu!" Ia menjawab, "Ya Tuhanku, mana mungkin, karena dunia telah berlalu.” Dikatakan lagi kepadanya, "Tunaikanlah amanatmu!" Ia menjawab, "Ya Tuhanku, mana mungkin, sedang kehidupan dunia telah berlalu.” Dikatakan lagi kepadanya, "Tunaikanlah amanatmu !" Ia menjawab, "Ya Tuhanku, mana mungkin, sedangkan kehidupan dunia telah berlalu.” Maka Allah Swt. berfirman, "Bawalah dia oleh kalian (para malaikat) ke tempatnya, yaitu di dasar neraka.” Lalu ia dibawa ke neraka dan dilemparkan ke dalamnya hingga sampai ke dasarnya, maka ia menjumpai amanat itu di sana seperti apa adanya. Lalu ia memikulnya dan meletakkannya di atas pundaknya dan naik dengan memikulnya ke pinggiran neraka Jahanam. Manakala ia melihat bahwa dirinya akan keluar, maka kakinya tergelincir dan terjatuh lagi ke kedalamannya selama-lamanya.
Maka wajar bila dikabarkan dalam Al-Quran betapa bila Al-Quran ini diturunkan pada gunung maka akan hancur lah gunung tersebut karena sangat takut akan menyia-nyiakan isi Al-Quran.
لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS. Al-Hasr : 21)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Allah berfirman, "Seandainya Aku turunkan Al-Qur'an ini kepada gunung untuk dipikulnya, niscaya akan terpecah belahlah dan tunduk karena beratnya Al-Qur'an dan karena takut kepada Allah." Maka Allah memerintahkan kepada manusia apabila diturunkan kepada mereka Al-Qur'an, hendaklah mereka menerimanya dengan takut yang sangat (kepada Allah) dan tunduk.
Maka kemegahan dan besar nya pegunungan Himalaya tidak cukup kuat untuk mengemban amanah Allah seperti yang manusia emban saat ini. Ternyata kita semua harus lebih kokoh dan lebih kuat dibanding gunung apa pun di muka bumi ini agar dapat menuntaskan amanah sebelum ajal menjemput.
Saudara mu Ilman Silanas

No comments:

Post a Comment